UNEG-UNEG KU
NUR HIDAYATUR ROHMAH
D97214093
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Rasa rinduku yang mendalam, mulai
membara, pada akhir minggu-minggu ini.
Sudah tiga minggu Aku tidak pulang ke kampung halamanku, di Desa Klangonan
tepatnya di kawasan religius sekitar makam Sunan Giri.
Yah, beginilah , nasib Mahasiswa yang
jauh dari kampung halaman, jauh dari keluarga !!!
Aku sudah memutuskan untuk hijrah dari
desaku menuju kota yang Metropolitan yang besar ini di UIN Sunan Ampel
Surabaya. Dengan tekad dan niat yang bulat, demi masa depanku nanti dan juga
untuk mengangkat derajat kedua orang tuaku , Aku pun harus semangat belajar J !!!..
Menurut Dosen Pengampu Aqidah Bu Us “Susahnya Mencari Uang!” . Dengan kata
itu, Aku dapat termotivasi agar Aku harus tetap fokus dalam belajar. Disana
(kampung halaman) orang tuaku sedang membantung tulang , mencari uang untuk
biaya kuliah ku. Oleh karena itu, jangan sia-siakan masa perkuliahan ini. Mari
kita belajar untuk membuktikan bahwa Kita berusaha terbaik untuk segara cepat
LULUS di bangku perkuliahan ini dan segera di Wisuda kemudian melanjutkan ke
jenjang perkuliahan yang lebih tinggi lagi.
Sebenarnya Aku tidak tahu kenapa rasa
kangen ini begitu muncul dengan tiba-tiba saja pengen cepat pulang. Rasanya waktu
itu, kok lama sekali, jika berada di Surabaya sedangkan jika berada di kampung
halaman waktu begitu cepat. Hal ini dikarenakan jika di rumah kita bisa
melakukan aktivitas apapun dengan My Family. Sehingga, tak terasa waktu begitu
cepat. Semua anak Mahasiswa, pasti pengen segera menunggu hari Jumat, seperti
Aku ini , karena seusai pelajaran mata kuliah, langsung OTW ke kampung halaman masing-masing.
Sungguh tragis , nasib bangsa
Indonesia ini !!!
Tatkala kemarin akhir Aku pulang, pada
tanggal 12 September 2014, Aku naik bis jurusan JMP.
Bagaimana tidak tragis ?????
Aku terheran-heran dan kaget, karena
yang menjadi kernet bis itu adalah “Anak kecil, kira-kira duduk di bangku SD
kelas dua”.
Muncul satu pertanyaan dalam benak
pikiranku, Kemanakah orang tuanya ?
Sungguh tega Dia, seharusnya anak
tersebut mendapatkan pendidikan yang layak, kok malah bekerja ??...
Begitu polosnya anak itu :
Anak : “Mbak, mau kemana ?”
Aku : “Ini jurusan P6 ta dek ?”
Anak : “Mbak mau kemana sih?”
Aku : “Ini ke jurusan Sawilangon ,
berapa dek bayarnya?”
Anak : “Enam ribu mbak.”
Beberapa saat kemudian.
Anak :
“Mbak, ini bukan P6 sih, ini turun di JMP Mbak.”
Aku : “ Oh iya dek, jadi ini bukan
P6?”
Anak : “ Bukan Mbak,”
Aku : “Jadi berapa harganya kalau
turun di JMP dek?”
Anak : “Lima ribu Mbak.”
Aku : “ Oh ya, kalau begitu
kembaliannya kurang seribu dek.”
Anak : “(menghitung-hitung uang dengan
kebingungan)”
Gimana ini ???
Dari apa yang Aku ceritakan ini, telah
menyalahi pasal 34 ayat 1 “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”
Anehnya, mengapa pasal ini seolah-olah
hanya sebuah peraturan tentang suatu kebijakan tapi kenapa tidak direalisasikan
??
Wahai para penguasa !!!
Kemana titik adilmu!!!
Kasihan seperti anak kernet bis itu.
Sejak kecil sudah dituntut untuk bekerja dan bekerja terus!!!
Oleh sebab itu, dari cerita ini Aku
mengambil sebuah hikmah yaitu
“Kita sebagai Mahasiswa,”
Yang nasibnya tidak setragis itu,
Mari Kita tingkatkan semangat belajar
di perkuliahan ini,
Kenapa tidak ???
Karena, Kita disini hanya belajar dan belajar!!!
Semua fasilitas mulai dari biaya kuliah, biaya
hidup, dan semuanya sudah disediakan oleh orang tua Kita. Jadi, semua pada
intinya Kita tinggal minta saja, bukan mencari sendiri.
Oleh sebab itu, “Mari Kita wujudkan mimpi Kita
dan mimpi orang tua Kita agar menjadi kenyataaan !”
Karena hanya itu lah yang diharapkan
orang tua Kita, agar anaknya “BERHASIL”.
Amin J
Semoga yang Aku tulis ini bermanfaat
bagi Kita semua.
Wassalam’alaikum Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar